Jumat, 15 Juni 2012

Berebut Ingin Foto bersama US Navy

 USNS Mercy mengangkut 1000 lebih tentara angkatan laut Amerika. Sebagian besar tentara ikut turun ke daratan. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh masyarakat Manado.

Pantauan Tribun Manado, Jumat (1/6). Setiap tentara yang berjalan atau terlihat sedang tidak mengerjakan apa-apa, langsung dikerumuni oleh warga. Satu permintaan mereka adalah foto bersama para tentara yang menggunakan seragam lengkap.

Dengan bahasa yang seadanya, bahkan ada yang menggunakan isyarat mereka langsung memasang aksi. Kilatan blits kamera pun terlihat hampir di semua area pelaksanaan upacara pembukaan.

Para tentara ini pun dengan ramah melayani permintaan warga untuk foto bersama. Senyum mengembang dari wajah mereka. Meski terlihat lelah tapi mereka tetap tersenyum. "Ayo sambil senyum ya," kata seorang tentara kepada warga yang mengajak foto bersama.





Tak hanya tentara berpangkat rendah saja yang laris manis bak idola, para perwira pun tak luput dari ajakan untuk foto bersama. Di sebuah restoran yang menjadi tempat pelaksanaan jumpa pers misalnya. Pelayan di restoran ini berebut ingin foto bersama dengan para petinggi angkatan laut ini. Saking banyaknya yang meminta foto bersama, Jessica Warner, Protocol Officer akhirnya memilih menolak ketika diminta foto bersama. "Maaf ya, saya masih ada kegiatan lain," ujar Jessica yang menolak dengan ramah ajakan foto bersama.

Armand, warga Paniki yang datang bersama teman-temannya mengatakan, ini kesempatan langka bisa foto bersama para tentara angkatan laut Amerika. "Biasanya kan hanya lihat dari film saja," kata Armand.

Ia menambahkan, apa yang dilihatnya di film, ternyata sama dengan yang dilihatnya. "Itu seragam yang dipakai mirip dengan yang dipakai di film Battleship," ucapnya

USNS Mercy, Kapal Tengker yang Diubah Jadi Rumah Sakit

United State Naval Hospital Ship (USNS) Mercy tiba di teluk Manado, Kamis (31/5) sekitar pukul 04.00 WITA. Kapal rumah sakit terbesar di dunia datang lebih awal dari yang diperkirakan. Kapal yang mengangkut sekitar 1000 kru ini melakukan perjalana selama seminggu dari Guam. Kapal ini selama dua minggu akan melakukan misi kemanusiaan di Sulawesi Utara.

Di hari pertama kedatangannya, media lokal mendapat kesempatan untuk melakukan tur singkat ke kapal rumah sakit terbesar ini. Tribun Manado satu dari 11 media lokal mendapat kesempatan ikut. Sebelum naik ke kapal rumah sakit, semua yang naik mendapatkan pengarahan dari US Navy tentang prosedur selama di atas kapal.

USNS Mercy
Untuk dapat ke kapal ini bisa menggunakan  dua perahu milik USNS Mercy atau naik helikopter Sky Hawk yang memiliki kapasitas 10 orang penumpang termasuk kru. Biasanya perahu digunakan untuk mengangkut kru yang akan turun ke daratan. Kapal ini akan bekerja selama 12 jam dari 16 jam kerja. sedangkan helikopter untuk mengangkut suplai obat-obatan. Untuk kapal ini, mereka hanya menggunakan dua kapal dari 30 kapal yang dimiliki.

Jika menggunakan helikopter maka penumpang akan turun di helipad yang berada di bagian atas kapal  sedangkan jika menggunakan perahu penumpang akan naik lewat samping kanan kapal ini.Lantai 01 dan 02, yang terletak paling atas digunakan untuk menyimpan obat-obatan, laboratorium, dan sejenisnya.

Pasien yang tidak bisa berjalan, untuk dapat menuju ruang administrasi dibawa melewati lift yang bisa menampung sekitar 20 orang dewasa. Selain lift ada lorong yang bisa menghubungkan mulai dari bagian atas kapal hingga ke bagian bawah kapal. Jika melewati lorong ini semua personil terlihat bergerak cepat. Begitu sampai  di daerah M (main deck) pasien yang akan mengikuti operasi akan dicocokan administrasinya yang ada dalam daftar pasien yang sudah discreening terlebih dahulu di darat. Dekat dengan bagian administrasi ini, ada yang namanya ruang gawat darurat yang memiliki kapasitas 50 tempat tidur. Di ruangan ini juga nantinya bisa dipilah ke bagian mana pasien akan dirawat. Di sini juga terletak 12 ruang operasi. Sayangnya saat kunjungan Tribun Manado, ruang operasi sementara dipersiapkan jelang pelaksanaan operasi yang akan dilakukan selama 12 hari mendatang.

UGD di USNS Mercy
Di bawahnya lagi tersusun lantai 2 hingga 5, yang digunakan sebagai bangsal para pasien. Mercy memiliki 250 tempat tidur, dan bisa ditambah hingga 1.000 jika diperlukan. Di dalam kapal itu ada 20 tempat tidur untuk perawatan pasca-operasi, dan 80 dipan untuk perawatan intensif. Di sana ada poliklinik gigi dengan enam bilik pemeriksaan. Meski tak bisa masuk ke dalam ruangannya langsung, dijelaskan oleh Perwira Humasnya Maria Lohmeyer dinding kamar dari baja dicat putih, krem, atau hijau muda. Tak ada sofa mentereng atau televisi di ruang pasien. "Semua ruang berpenyejuk udara karena tak ada jendela," kata Maria.
 
Maria yang menjadi pemandu tur, menambahkan, semua pasien tinggal di dalam barak berukuran sekitar 200 meter persegi. Di dalamnya terdapat 20 tempat tidur bertingkat dua dipan 1x2 meter dengan kasur lateks berseprai putih. Pada sisi masing-masing dipan ada lampu baca, tangki oksigen, dan sebuah rak kecil dari besi. Untuk kamar rawat anak-anak, kata Maria, dirancang sedemikian rupa hingga menyerupai tempat bermain. "Hal ini dimaksudkan agar anak-anak meski dalam masa penyembuhan bisa menikmati hiburan. Ruang perawatan anak memiliki kapasitas 80 tempat tidur," ujarnya.

Rumah sakit terapung ini juga memiliki pusat terapi fisik, mesin ct scan, ada juga mesin khusus yang dapat menganalisa darah melalui sinar X ray, klinik pengobatan mata, dua mesin yang mampu memproduksi oksigen, serta memiliki bank darah yang dapat menyimpan 5 ribu unit kantong darah beku, serta 500 plasma darah serta bisa mencocokan darah 20 unit per jam. Ada juga ruangan untuk masa pemulihan dan ruangan untuk para keluarga yang menjaga pasien yang akan menjalani operasi.
Ruang MRI
Maria kemudian mengajak rombongan wartawan untuk makan siang. Saat makan siang, semua kru antri untuk masuk dalam satu ruangan. Setiap orang mengambil nampan untuk meletakan peralatan makan seperti piring, mangkuk sup, garpu, sendok, dan pisau. Setelah mengambil peralatan makan, masih juga akan antri untuk mengambil menu. Siang itu menu yang disajikan adalah menu khas Spanyol dan Meksiko. Ada Burrito yang terbuat dari tortilla gandum yang diisi dengan berbagai macam daging seperti daging sapi, ayam atau babi. Daging-daging yang sudah dimasak ini biasanya hanya isi satu-satunya, dan kemudian digulung dengan tortilla tadi. Di Amerika Serikat, isi dari burrito lebih bervariasi, seperti nasi, kacang merah, kubis, tomat, saus salsa, guacamole, keju dan sour cream. "Setiap hari menunya berbeda tergantung jadwal yang sudah dipersiapkan oleh koki," tutur Maria.
Ruang Makan Perwira di USNS Mercy
Ruang makan adalah tempat favorit para marinir melepas lelah. Sebuah ruangan jembar, sekitar 200 meter persegi. Kursi-kursi makan biru disusun mengitari beberapa meja berbentuk persegi panjang. Agak ke sisi kiri terdapat meja besar tempat orang mengambil buah, aneka minuman panas dan dingin. Di depan, sebuah tv flat besar tergantung dan memutar film-film Hollywood. Sebuah kamar untuk mengambil makanan terletak di sisi restoran. Untuk ruang makan perwira, letaknya berbeda dengan ruang makan kru umum. Di ruang makan perwira, sudah tersedia menu yang sama. Kursinya diatur mengikuti meja bundar yang di atasnya sudah di letakkan beberapa jenis saus dan madu. "Selesai makan, semua perwira maupun kru harus membawa sendiri peralatan makannya ke bagian belakang. Di sana sudah ada orang yang siap untuk mencuci piringnya," jelas Maria kepada rombongan wartawan yang sudah selesai makan.

Untuk menghilangkan kebosanan, bisa juga dilakukan aktivitas lainnya seperti bermain pingpong, berbelanja di minimarket, mengirim surat melalui kantor pos.  Jika sedang iseng, para penghuni kapal bisa juga membeli camilan di mesin penjual minuman kaleng dan makanan kecil. Tentu saja mesin itu hanya menerima recehan dolar.

USNS Mercy dahulunya adalah kapal tengker minyak yang kemudian pada 19 Desember 1986 disumbangkan kepada US Navy. Kapal yang semuanya terdiri dari metal ini, kemudian diubah menjadi kapal rumah sakit. USNS Mercy merupakan satu dari dua kapal rumah sakit milik Amerika. Kapal ini memiliki panjang 272 meter, dengan kecepatan 17.5 mil laut. Namun menurut Perwira Humasnya, untuk perjalanan ke Indonesia mereka hanya menggunakan kecepatan 5 knot.

Palkanya dibedah, ditata ulang, dan diisi dengan peralatan medis modern. Di lambung kiri dan kanan diberi ruang yang diisi 35 ribu ton air laut, sebagai penyeimbang kapal. Dengan kelengkapan itu, kapal praktis tidak oleng meski dihantam ombak. Itulah sebabnya, operasi berpresisi tinggi, seperti bedah jantung, bisa dilakukan meski kapal sedang melaju. Untuk mengurangi guncangan, kabin bedah diletakkan di tengah perut kapal. Kapal ini memliki awak yang terdiri dari pelaut sipil (dengan waktu penugasan) sebanyak 65 orang, yang bukan penugasan sebanya 18 orang, kemudian personil angkatan laut, kedokteran, sebanyak 1.215 orang penugasan, dan 58 orang yang tidak penugasan.

Selasa, 05 Juni 2012

Ketika Lingkungan Hanya Sebatas Isu


Isu mengenai masalah lingkungan begitu gencar kita dengar selama ini. Bahkan hingga hari ini, Selasa (5/6) bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup sedunia isu lingkungan menduduki rating pertama yang kerap kali menjadi bahan pembicaraan.

Tahun ini, tema hari lingkungan hidup sedunia sesuai United Nations Environment Programme (UNEP) adalah  "Green Economy: Does it include you?". Kemudian dalam pelaksanaannya di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup global tahun 2012 ini diadaptasi dalam tema Hari Lingkungan Hidup (World Environment Day) tingkat nasional menjadi "Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan".

Tema ini menyoroti dua hal. Pertama ekonomi hijau adalah penting demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah. Kedua, setiap orang baik individu, pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil merupakan komponen penting dalam mewujudkan ekonomi hijau. Tema ini pun erat kaitannya dengan tahun 2012 yang ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Energi Terbarukan untuk Semua.

Menarik memang. Karena setiap tahunnya, isu dan tema dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia beragam dan penuh dengan makna. Namun sayangnya, isu lingkungan ini tidak setenar dengan implementasi di lapangan. Karena hingga saat ini, detik ini, masih saja ada pohon yang tumbang akibat mesin gergaji. Satwa yang mati karena aksi perburuan dan wilayah hutan yang tergusur akibat pertambangan. Lalu apa manfaatnya isu lingkungan tiap hari dihembuskan ?

Masalah isu lingkungan yang begitu "top" juga menjadi tren di tanah Nyiur Melambai. Bahkan masih melekat dalam ingatan "perjuangan" Gubernur Sulut menyatakan penolakan terhadap rencana beroperasinya perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining (MSN) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) karena dianggap mengancam lingkungan. Tapi rupanya itu hanya "slogan" semata, karena beberapa tahun kemudian kedua perusahaan ini begitu leluasa melakukan aktivitas dan tidak ada lagi penolakan yang katanya dulu mengancam lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat.

Kini PT TTN dan MSN seakan tidak terbendung merubah bentangan alam dan memutus lalulintas satwa Minut-Kota Bitung. Bahkan terkesan, oknum-oknum yang dulunya begitu vokal menyatakan penolakan mengatasnamakan lingkungan hanya tutup mata dan "pura-pura" tidak melihat aktivitas pertambangan PT TTN dan MSN.

Lalu bagaimana dengan Kota Bitung yang memegang slogan Hidup Sehat Ramah Lingkungan kemudian diganti menjadi Hidup Sehat Mari Jaga Lingkungan. Sepintas dari slogan saja, kota pelabuhan ini terkesan sangat pro terhadap lingkungan. Tapi sayangnya, persoalan lingkungan di kota segudang prestasi ini tidak jauh beda dengan daerah lain.

Mulai dari masalah pengolahan limbah yang kini belum ditangani dengan serius Pemkot Bitung. Terbukti dari sampah rumah tangga yang rencananya digabungkan dengan limbah pengolahan batu bara dari sejumlah perusahaan industri. Sampah plastik di Selat Lembeh yang tidak kunjung teratasi. Keberadaan hutan yang kian hari semakin susut karena alasan Kota Bitung tidak memiliki polisi hutan atau Polhut untuk melakukan penjagaan.

Padahal dari catatan jumlah keseluruhan hutan yang ada di wilayah Kota Bitung ada 13.401 hektar. Luas hutan ini terdiri atas hutan lindung Klabat 1.471 hektar, hutan lindung Wiau 2.520 hektar dan Lembeh 620 hektar. Sedangkan hutan Cagar Alam Bitung seluar 7.518 hektar yangterdiri dari hutan Tangkoko 3219 hektar, Dua Sudara 4.299 dan hutan wisata alam 1250 hektar yang dibagi atas Batu Angus 635 hektar, Batu Putih 615 hektar dan hutan wisata Danowudu 21,5 hektar.

Lebih memimiriskan, keberadaan hutan Wiau kini terancam dengan aktivitas PT MSN. Dan persoalan ini seakan menambah persoalan lingkungan yang mendera kota yang selalu mengutamakan slogan lingkungan ini. Padahal belum tuntas perubahan bentangan alam di sejumlah wilayah Pulau Lembeh, kini masalah ancaman lingkungan perusahaan pertambangan ada didepan mata dan Pemkot Bitung seakan diam.

Semoga saja di hari lingkungan hidup sedunia ini, Kota Bitung bisa berkaca kepada slogan yang telah diagung-agungkan selama ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, semoga saja lingkungan hanya sebatas isu semata untuk mencari popularitas.....(taken from Mougly's note)