Minggu, 23 Februari 2014

#Mari Jo Bangkit



 

Sebulan sudah pascabanjir bandang menerjang dan meluluhlantakan Kota Manado. Ya, Rabu (15/1) lalu, Kota Manado bagaikan kota yang ada di film...Banjir menenggelamkan 70 persen kota ini. Infrastruktur hancur, listrik padam, korban jiwa berjatuhan.....Ya saat itu, semua mata tertuju untuk Kota Manado.... 

Bantuan untuk korban bencana banjir datang dari semua penjuru. Posko-posko didirikan untuk membantu menyalurkan bantuan. Ada yang menyumbang pakaian, mie instan, makanan yang sudah masak, selimut, obat-obatan, dan masih banyak lagi.  

Semua media memberitakan keberadaan Kota Manado yang lumpuh. Bahkan, Tribun Manado, tempat saya bekerja, tetap terbit mengabarkan kondisi Kota Manado, sehari sesudah banjir bandang menyerang. Ini pun menjadi berita nasional. Setiap kali rapat budgeting redaksi, ada semacam kegelisahan dari kami kru Tribun Manado. Pemimpin redaksi Mas Ribut Rahardjo, Om Dion selaku Manager Produksi, Korlip Bang Charles, dan Wakorlip Bos Aswin, terus menyerukan bahwa ada hal yang harus kita lakukan selain pemberitaan mengenai kondisi Kota Manado. “Sudahlah, kita sudah memberitakan kondisi Manado yang hancur,berita sedih-sedih, bukannya kita tidak berempati, tapi yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa bangun dari keterpurukan akibat bencana,” ujar Om Dion dua hari pascabanjir bandang di rapat budgeting redaksi.

Dari sekian banyak bantuan, kami terus berpikir apa lagi yang harus dilakukan agar Kota Manado segera pulih. Akhirnya, kami pun mendapatkan ide, bahwa saat ini yang masyarakat butuhkan adalah sampah dan lumpur sisa banjir harus segera dibersihkan. Ya, dari rapat budgeting sore itu, diputuskan Rabu (21/1) akan dilakukan kerja bakti massal yang diberi nama Gerakan #Mari Jo Bangkit. Saya mendapat tugas untuk membuat dan menyebarkan pesan berantai melalui BlackBerry Messenger, Twitter, dan Facebook milik Tribun Manado. Agak bingung memilih kata-kata yang pas. Akhirnya saya membuat dua model yang satu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan KBBI dan satunya lagi menggunakan bahasa Manado.

Pesan pun segera dikirimkan...Tak sedikit yang menganggap kerja bakti massal ini adalah hal yang gak masuk akal. Bahkan ada pesan balasan dari seseorang yang mengatakan bahwa kerja bakti massal ini tidaklah efektif . Alasannya simpel banget, katanya mengumpulkan orang dalam jumlah yang banyak hanya akan menyebabkan kemacetan luar biasa.  Tapi ternyata, selain ketidaksetujuan itu, kegiatan ini mendapat sambutan yang luar biasa dan di luar perkiraan. Awalnya, kami hanya menargetkan seluruh karyawan Tribun Manado ambil bagian dalam kegiatan ini, tiba-tiba Pemred dihubungi oleh Kepala Rutan Kelas II A Manado yang menyatakan ratusan warga binaan Rutan siap ikut ambil bagian untuk bersih-bersih. Tak hanya mereka, beberapa pihak juga menyatakan siap membantu kegiatan ini di antaranya PT Angkasa Pura, PT Garuda Indonesia Manado, Mega Mas, dan dari mahasiswa FKIP UKIT. Tapi yang paling membanggakan adalah ketika gubernur tergerak untuk melakukan hal yang sama. Ia mengumpulkan dan 6 ribu PNS untuk kerja bakti massal.

Tibalah hari yang ditentukan, tim kerja bakti dibagi untuk dua daerah yakni Malendeng dan Dendengan Dalam. Kami pun segera berangkat ke lokasi kerja bakti. Kebetulan saya ikut dengan kelompok Dendengan Dalam. Masker, sepatu boots, sarung tangan sudah pada tempatnya. Begitu tiba di Dendengan Dalam Lingkungan 1 atau yang lebih dikenal dengan Kampung Merdeka, astaga....tak pernah terlintas dalam pikiran saya kenyataannya seperti ini. Sampah dan lumpur bertumpuk membentuk gunung. Dalam hati berkata bagaimana orang-orang ini melanjutkan hidup dengan sampah dan lumpur seperti ini, bagaimana juga keadaan mereka saat banjir bandang itu menyerang. 

Tak menunggu lama, kami pun bergerak membersihkan tumpukan sampah dan lumpur. Hasilnya lumayan, meski tak semua sampah dan lumpur bisa kami bersihkan dan angkut, tapi setidaknya akses jalan sudah terbuka....Lelah kami terbayar ketika melihat senyum korban banjir...Kata terima kasih pun mengalir dari mereka.....#MariJoBangkit