Jumat, 30 Desember 2011

Dia Sahabatku...Takkan Tergantikan

Setiap orang di dunia ini, siapapun dia pasti punya sahabat...Yang jadi sahabat pun tak harus berkelamin yang sama dengan kita, atau yang memiliki derajat sosial yang sama dengan kita.....

Apa sih sahabat itu? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka. Bahkan bagi dia orang yang selalu dekat dengannya di saat dia susah disebutnya sebagai "Malaikat"....heheheheheheh ( I'm not an angel my dear pren)

Aku punya seorang sahabat cowok (sebenarnya banyak sih)....ya...dia yang menyebut sahabat sebagai "Malaikat"...(gak perlu sebut nama, coz you know who you are :D ). Jangan ditanya deh soal kebaikannya pada diriku ini...terlalu banyak...sangat banyak...aku gak mampu menghitungnya saking banyaknya. Mau senang, mau susah, ada duit, gak ada duit, selalu bersama..berbagi bersama (bukan tagline iklan yak :p)

Tapi sayangnya, kedekatan kami terkadang disalah artikan oleh orang-orang di sekitar kami....Damn ini yang paling bikin aku kesal...Persahabatan itu akan menjadi renggang ketika disalah artikan oleh orang lain. Dari yang dulunya dekat banget, bisa jadi jauh banget...Itu sudah pernah kurasakan...Sejak sekolah aku lebih senang bersahabat dengan cowok..alasannya mereka lebih realistis dan gak lebay (in my humble opinion loh). Tapi terkadang karena permasalahan "dekat" inilah yang membuat aku dan sahabat-sahabat cowok akhirnya mulai jaga jarak...Sumpah...ini gak enak banget. Menimpali guyonan mereka, bukan berarti itu mengiyakan apa yang mereka katakan...Truly, aku hanya ingin mengimbangi saja...Itu Saja !!!!

Rasa itu, datang lagi..rasa takut ditinggalkan sahabat cowok hanya karena salah paham...Yah...aku takut kehilangan semuanya....aku takut kehilangan sahabatku yang baik...

DIA SAHABATKU....TAKKAN TERGANTIKAN !!!!!


"My dear pren...Aku nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Aku cuma berharap suatu hari nanti kalo dengar namaku, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat saya.”

Sahabat Sejati

Tulisan berikut ini sungguh sangat menginspirasiku...Yeah...Sahabat Sejati ^^ *cekidot*

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??

Kamis, 29 Desember 2011

My First Christmas Without You

Lonceng natal bergema...kidung-kidung pujian berkumandang, suara kembang api dan petasan menggelegar....jeddeeeeaaarrr....rame sekali...Suasana natal memang selalu ramai...

Tahun ini, ada yang berbeda di keluargaku...Yup...untuk pertama kalinya merayakan Natal tanpa kehadiran Papa...BEDA itu pasti...Biasanya sehari sebelum Natal atau tepatnya tanggal 24 Desember, Papa orang paling sibuk. Begitu Mama pulang pasar, Papa pasti akan membantu untuk menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan kita santap bersama di hari Natal. Tapi semenjak kepergian Papa menghadap DIA yang punya kuasa di bumi dan di surga, semua jadi berubah. Tak ada lagi suara Papa di dapur, tak ada lagi teriakan Papa yang minta dibuatkan teh hangat saat dia membantu Mama masak di dapur.

Hari itu, 24 Desember 2011...sepulang dari pasar, Mama hanya duduk di ruang makan...tangannya masih memegang tas belanja, tapi Mama tak berhenti meneteskan air mata...Selama 32 tahun pernikahan Mama dan Papa, untuk pertama kalinya Mama harus menyiapkan hidangan Natal sendiri...

Begitu juga saat nyekar di makam Papa...air mata tak bisa dibendung lagi. Aku yang berusaha agar terlihat kuat di mata mama pun tak sanggup menahan air mataku...O God, this is my first christmas without Papa....Saat misa Natal aku selipkan doaku untuk Papa agar amal ibadahnya selama hidup bisa diterima oleh Tuhan....



Merry Christmas Dad....Luv u So much....