Benar kita dulu pernah berjanji untuk sepakat
Mengisi segala kurang dan saling melengkapi
Mencoba tetap bertahan, sesulit apapun hubungan ini nanti
Namun, dalam perjalanan, perlahan sikapmu berubah
Kau tiba-tiba menjadi sosok yang lain
Atau
Mungkin memang inilah kau yang sebenarnya
sungguh aku tak tahu lagi
Apa yang tak kusuka malah yang paling sering kau lakukan
Apa yang membuatku terluka, itu yang selalu menjadi bahan khilafmu
Kadang, ku rasa kau sedang menguji sabarku
atau memang kau berharap aku yang lebih dulu menyerah
Dan sekali lagi aku memilih sabar
kesempatan padamu kuberi lagi
bukan tanpa alasan, tapi karena kau masih menjadi sosok yang kuingin nanti menjadi pendamping
Hasilnya?
Ternyata kau tetap menjadi seseorang yang paling hebat untuk membuatku patah
dan lucunya kau masih memintaku untuk bertahan
Lukaku menjadi semakin parah
Aku memilikimu namun tak pernah lagi merasakan apa itu bahagia
Setiap hari hanya ada perdebatan, rasa curiga, dan kebohongan
bahkan kini aku sudah tak menengal lagi siapa kamu
Beberapa lama terjebak dalam keadaan
Kuputuskan untuk benar-benar melepaskan kita
melepaskan semua angan dan janjimu
yang tak mungkin lagi menjadi nyata
Mengubur kata 'kembali' yang terlalu sering kau minta lagi
Mungkin sudah saatnya aku kembali waras
Menata hati lagi untuk seseorang yang lebih baik
Maaf aku tak bisa lagi menjadi rumah tempatmu pulang
Aku pamit
Semoga setelah ini
kau dan aku menemukan takdir yang bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar