Selasa, 27 November 2012

Road to Moreah South East Minahasa


Komuntias Pers Liputan Pemprov Sulut (KPLPS) yang merupakan komunitas bagi semua insan pers yang meliput di kantor gubernur Sulawesi Utara berniat untuk membantu satu di antara anggota komunitas yang mencalonkan diri untuk menjadi Hukum Tua (lurah) di desanya.  

Berbagai hal mulai dilakukan mulai dari penggalangan dana hingga hal-hal yang sekiranya dapat memenangkan teman kami yang maju dalam pemilihan ini. Setelah melakukan rapat beberapa kali, akhirnya diputuskan bahwa KPLPS akan membawa bantuan berupa natura ke desa tersebut.
                                                                                                                                                             
Di grup BlackBerry Messenger, sudah diberitahukan bahwa Sabtu (17/11) akan menuju Desa Moreah. Begitu mendengar nama desa tersebut, spontan langsung aku mencari tahu tentang desa ini di mesin pencari Google. Ternyata di mesin pencari nomor satu ini mengeluarkan hasil bahwa Morea itu adanya di Ambon. Anehnya lagi ternyata Morea itu artinya belut raksasa.

Karena tidak menemukan Moreah di Google, saya mencoba mencari lewat Google Maps. Berpikir pasti ada daerah ini. Ya dugaanku memang benar. Google menemukan  Morea masih masuk Sulawesi Utara, tapi persisnya di mana tidak jelas. Terus mencari dan mencari, tapi tidak juga menemukannya. Gosh...di mana sebenarnya Morea ini....

Sesuai kesepakatan, semua anggota KPLPS yangn akan ikut dalam aksi ini berkumpul di Kantor Gubernur pukul 08.00 WITA. Mengapa lebih awal, karena perjalanan ini ternyata sangat panjang. Seorang teman sudah memposting foto kendaraan yang akan kita gunakan untuk pergi ke Morea. Naluri petualangan semakin bertambah ketika melihat satu Hardtop tahun 95 yang sudah dimodivikasi menggunakan ban berukuran 33 (gak ngerti soal otomotif hehehehehe), kemudian ada juga Jeep yang tak kalah vintage tapi performanya bisa diadu dengan mobil keluaran sekarang. Belum lagi ditambah Nissan Terano, Fortuner, dan  Escudo....

Perjalanan pun dimulai. Rombongan KPLPS dan Elang Nusantara bergerak dari kantor Gubernur Sulut. Rute yang dipilih adalah melewati Tomohon ke Langowann terus ke Ratahan dan menuju Moreah. Untuk ke Moreah, menurut temanku yang biro di Minahasa Tenggara, ada dua jalur yang bisa kita lewati. Jalur yang pertama yakni dari Ratahan kemudian ke Ratatotok baru ke Moreah. Namun menurutnya, jalur yang ditempuh itu cukup jauh. Selain itu, jalan menuju Moreah jika lewat jalur itu tidak bagus. Jalur yang kedua, menurutnya adalah lewat daerah Tombatu dengan waktu tempuh yang lebih singkat dan jalannya juga lebih bagus.

Rombongan pun ternyata lebih memilih jalur pertama. Jalan hotmix dari pusat Ratahan hingga menuju Ratatotok membuatku berpikir kalau apa yang disampaikan temanku itu tidak sepenuhnya benar. Ternyata oh ternyata apa yang aku pikir itu salah. Begitu tiba di pertigaan ada papan penunjuk jalan yang menjelaskan kalau lurus kita akan menuju daerah Buyat, sedangkan ke Moreah itu harus belok kanan.

Benar saja kata temanku. Begitu melihat jalannya¸dalam hati berkata wow ini kampung pasti  belum pernah dikunjungi pemerintah. Jalan menuju Moreah belum diaspal, masih berupa tanah liat dan ada seperti kerikil-kerikil. Sedikit terhibur ketika melihat ada papan proyek yang menjelaskan bahwa ini merupakan proyek pengaspalan. Ya rupanya mereka sedang melakukan pengerasan badan jalan. Namun sepanjang perjalanan ternyata jalannya sama saja seperti itu.  Jalan sempit, ada kubangan becek, kerikil...kondisi ini menantang para driver untuk bisa mengendarai mobil yang kami tumpangi dengan hati-hati dan konsentrasi yang tinggi.

Finaly kami tiba di Moreah...daerah yang kaya akan mineral ini memang jauh dari sentuhan pemerintah. Sebagian besar rumahnya berupa rumah panggung atau rumah adat Minahasa. Klasik, unik,  dan luar biasa. Ada juga beberapa rumah permanen yang dibangun. Konon katanya, mereka yang punya rumah permanen dan besar adalah pemilik tambang lebih dari satu.

Begitu tiba di rumah temanku yang mencalonkan diri menjadi Hukumtua atau lurah, kami disambut oleh warga yang merupakan pendukungnya. Ramah dan masih bersifat kekeluargaan. Itu yang bisa aku simpulkan ketika melihat pendukung temanku ini. Oh iya, dari tiga orang calon Hukumtua yang akan maju dalam pemilihan nanti, hanya temanku ini yang bukan orang berada alias memiliki ekonomi di bawah dua calon lainnya. Buktinya, ketika calon-calon lain menghabiskan uang mereka untuk mengumpulkan massa, di rumah temanku, malah pendukungnya datang dengan sukarela bahkan mereka sendiri yang membawa natura untuk dimasak bersama.

Semakin sore hawa dingin Moreah begitu terasa. Kami pun memilih untuk segera meninggalkan desa ini karena perjalanan yang akan kami tempuh jauh. Oleh masyarakat, kami diminta untuk mengambil rute Tombatu. “Lewat Tombatu saja, jalannya jauh lebih bagus daripada lewat Ratatotok,” ucap seorang bapak. Ya, dan kami pun setuju untuk mengambil rute tersebut. Dalam hati berkata, pasti jalannya sudah dihotmix atau minimal sudah diaspak meski kasar.

Tiba di penghujung kampung Moreah, aku pun berdecak kagum melihat jalan yang sudah hotmix. “Mulus banget, pantasan saja kami disuruh memilih jalur ini,” gumanku dalam hati. Namun kekagumanku terhadap jalan mulus tersebut langsung sirna. Ternyata jalan mulus itu panjangnya hanya kira-kira 100 meter, selebihnya jalannya masih dalam tahap pengerasan. At least memang lebih bagus dari jalan ketika kami datang.

Meski lebih bagus, namun bukan berarti konsentrasi harus turun dong. Karena jurang ada di kiri da kanan jalan. Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, kami tiba di sebuah kampung. Hmm kami harus menunggu karena ternyata dua mobil yang ikut dalam rombongan tidak kelihatan. Sudah hampir sejam kami menunggu, datang seorang bapak yang mengatakan,  satu di antara “nyonya tua” yang ikut mengalami kerusakan. Akhirnya satu mobil berisi teknisi diutus untuk melihat kondisi kerusakan mobil tersebut. Lama juga kami menunggu.

Dingin malam semakin menusuk. Rasa tidak nyaman mulai terasa, apalagi kampung tersebut tidak ada signal telepon. Sebagai orang yang agak freak sama internet, aku mulai “galau” . Dalam hati mengomel mempertanyakan mengapa sekarang sudah zaman teknologi dan informasi kok masih ada kampung yang tidak terjangkau signal telepon. Rasa tidak nyaman makin bertambah ketika satu per satu masyarakat bergantian datang menanyakan tentang keberadaan kami.

Wajar saja mereka begitu, karena tak lama lagi akan ada pemilihan umum kepala daerah di Minahasa Tenggara. Mungkin mereka berpikir bahwa kami adalah rombongan dari satu bakal calon yang akan maju di pemilukada nanti. Atau mungkin juga mereka berpikir kalau kami adalah rombongan teroris. Who knows. Tapi sambutan mereka hangat ketika kami mulai menjelaskan alasan menunggu lebih dari dua jam di kampung itu.

Beberapa teman pria dan Pak Pembina KPLPS diajak untuk meminum cap tikus. Kata si bapak yang mengajak, ini untuk menghangatkan badan saja. Gayung bersambut. Sambil menunggu teman-teman yang lain, mereka pun terus minum bahkan sampai rombongan mobil yang tadinya rusak datang mereka masih juga minum.

Kami pun akhirnya meninggalkan kampung itu dan melanjutkan perjalanan menuju Pinapalangkow. Kampung yang lumayan juga sih jauhnya. Di sana kami makan banyak durian. Setelah itu barulah pulang ke Manado.

Saking lelahnya, beberapa dari kami memilih tidur selama perjalanan. Tepat pukul 01.00 Wita tiba di Manado...Hufth...akhirnyaaa perjalanan yang menyenangkan.....


Jumat, 16 November 2012

I Miss You Pa..


Tulisan ini sebenarnya pengen posting tepat di Hari Ulang tahunnya papa, tapi karena kesibukkan kerja sampai agak terlambat di posting......



"Tgl 4 April....setahun yg lalu, kau masih mengajak kami untuk berdoa bersama. Kini kuhanya bisa mendoakan agar kau tenang di sana. Selamat Ultah ke-59 Papa....Miss u so much....^^"

Itu yang kutulis di status jejaring sosialku ketika jam menunjukkan pukul 00.00. Ya, hari itu tepatnya tanggal 4 April 2012, untuk pertama kalinya tidak ada perayaan ulang tahun papa. Masih jelas dalam ingatanku kejadian setahun silam. Kala itu, ketika jarum jam menunjukkan pukul 00.15 menit, Papa masih menjemputku di kantor. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Papa hanya mengatakan " Nanti jam 5 Subuh, kitorang berdoa bersama neh untuk Papa pe Ultah. Nda usah pake hadiah, yang penting doa saja ".

Benar saja, tepat ketika  jarum jam menunjukan pukul 05.00, kami sekeluarga sudah kumpul. Setelah menyanyikan satu lagu, mama pun memimpin doa untuk papa. Hari itu, papa tak bisa berlama-lama karena harus menunaikan tugasnya. Padahal sudah kubilang Papa tak usah bekerja lagi, karena penghasilanku  bisa cukup untuk kelangsungan hidup aku, mama, dan papa. Tapi karena sudah terbiasa kerja, Papa tetap bersikeras meski itu hari ulang tahunnya.

Aku, Mama, dan Almarhum Papa
Kini Papa sudah beristirahat dengan tenang, tapi kenangan  bersamanya tidak akan pernah terlupakan. Apalagi, di sisa hidupnya Papa selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dan Doaku ketika pagi hari, tepat di jam yang sama...ku panjatkan doa semoga Papa bisa beristirahat dengan tenang di tempat peristirahatan terakhirnya.

Selamat Ultah Papa... kali ini tak ada lagi kue atau makanan cepat saji kesukaanmu yang biasa kubeli ketika pulang kerja...Bahkan...di hari ulang tahunmu, aku gak sempat ziarah ke makammu karena kesibukkan pekerjaanku. Tapi doaku selalu menyertaimu Pa.....

Miss u so much Dad....

Rabu, 31 Oktober 2012

Tambang Bangka Ingkari WOC

Kehadiran tambang bijih besi di Pulau Bangka, Minahasa Utara, bakal mengingkari komitmen Indonesia menyelamatkan bumi seperti tertuang dalam Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration) hasil World Ocean Conference (WOC) serta komitmen Coral Triangle Initiative (CTI) Summit 2009.

Demikian intisari pandangan  narasumber dalam seminar yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Senin (22/10), serta dua akademisi masing-masing  Dr  Phalano Daud dan  Denny Karwur yang ditemui Tribun Manado, Selasa (23/10). Rencana tambang biji besi di Pulau Bangka ditolak masyarakat. Ekspresi penolakan, antara lain diwujudkan dengan pemberian 'hadiah' kepala anjing kepada anggota DPRD Sulut, Senin (22/10).

Deklarasi  Manado pada WOC-CTI 2009 menekankan aspek konservasi terhadap ekosistem laut dan pesisir demi kesejahteraan masyarakat. Negara-negara yang terlibat di dalamnya melihat betapa pentingnya laut untuk masa depan bumi dan manusia, termasuk mengurangi ancaman pemananasan global.

Kehadiran tambang bijih besi diyakini akan merusak semangat konservasi karena menciptakan degradasi ekologis di kawasan segitiga karang dunia yang dianggap sebagai Amazon laut dunia. Pada peta yang diluncurkan seusai CTI 2009, Pulau Bangka dan sekitarnya masuk kawasan perlindungan terumbu karang. Selain itu biota-biota di Pulau Bangka merupakan perpaduan antara biota-biota di kawasan Taman Nasional Bunaken dan Pulau Lembeh.

J R Phalano  Daud,  dosen Marine Ecotourism yang juga peneliti bidang kelautan mengatakan, daerah perairan di Pulau Bangka memiliki sedikitnya 10 titik penyelaman yang indah. Perairan pulau Bangka memiliki ekosistem laut yang kompleks. "Ada mangrovenya, ada padang lamun, dan nelayan memanfaatkan semua potensi di daerah itu," kata Phalano.

Ditambahkannya, sedikitnya ada sembilan dive operator di Pulau Bangka yang membantu perekonomian masyarakat. Ketika ada penambangan, akan berdampak pada perekonomian masyarakat. "Ini bisa mematikan perekonomian dari masyarakat yang bergantung dari laut," tuturnya.

Sewaktu pelaksanaan WOC-CTI Summit tahun 2009, kata Phalano, kawasan Bunaken, Talise, Lembeh, Gangga, Bangka diusulkan  menjadi world heritage (warisan dunia). Selain itu, dalam peta pengelolaan, pulau Bangka dan sekitarnya masuk kawasan strategi nasional. "Artinya kawasan ini tak bisa diutak-atik untuk pertambangan," tandasnya.

Phalano sangat mengkhawatirkan aktivitas penambangan di Pulau Bangka ini. Bukan tanpa alasan, kata dia, dampak yang paling ditakutkan adalah sedimentasi yang bisa merusak terumbu karang termasuk di Bunaken. Dampak lainnya,  menurunkan produktivitas hayati biota, menghasilkan sedimen partikel bahan anorganik terlarut  yang bisa jadi gas beracun dalam air, penurunan kualitas air laut serta intrusi air laut ke darat. Tak hanya itu, kata Phalano, aktivitas pertambangan yang menggunakan logam berat pasti menyebabkan bioakumulasi di atas ambang batas. "Aktivitas petambangan ini akan menyebabkan ketidakseimbangan yang nanti  merambat ke kawasan lain seperti Bunaken bahkan bisa merusak terumbu karang sampai ke Sitaro dan Sangihe, " ujarya.

Dosen Hukum Pesisir Denny Karwur mengatakan, perairan pulau Bangka merupakan kawasan migratorisi, dimana lalu lintas ikan-ikan dari utara ke selatan. Jika terjadi pencemaran,  tidak tertutup kemungkinan FAO akan turun tangan . "Sekali lagi saya ingatkan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah harus hati- hati," tuturnya.

Karwur mengatakan, aktivitas pertambangan di Pulau Bangka jelas mengingkari Deklarasi Kelautan Manado pada WOC dan CTI Summit 2009.  Menurutnya, Indonesia sebagai satu di antara negara pemilik terumbu karang, sudah sepakat menjaga kelestariannya. "Pemerintah sudah menginvestasikan dana untuk melindungi semua terumbu karang. Bahkan ada sebagian dana berupa block grant. Saya dengar di Pulau Bangka akan dibangun pabrik, kita harus telusuri itu. Siapa yang ada di belakang pembangunan pabrik baja di sana," katanya.

Dia menyarankan Pemerintah Provinsi Sulut dan pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melakukan kajian lebih mendalam lagi. Diakuinya, pasir besi memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, tapi bagaimana dengan pemulihan lingkungan? "Memang pariwisata kecil kontribusinya ke kas daerah jika dibandingkan pertambangan. Pemerintah jangan cepat ambil keputusan, apakah ada jaminan pemulihan ekosistem seperti semula. Jangan hanya memikirkan pundi-pundi yang masuk tapi mengabaikan lingkungan," tandasnya.

Jumat, 15 Juni 2012

Berebut Ingin Foto bersama US Navy

 USNS Mercy mengangkut 1000 lebih tentara angkatan laut Amerika. Sebagian besar tentara ikut turun ke daratan. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh masyarakat Manado.

Pantauan Tribun Manado, Jumat (1/6). Setiap tentara yang berjalan atau terlihat sedang tidak mengerjakan apa-apa, langsung dikerumuni oleh warga. Satu permintaan mereka adalah foto bersama para tentara yang menggunakan seragam lengkap.

Dengan bahasa yang seadanya, bahkan ada yang menggunakan isyarat mereka langsung memasang aksi. Kilatan blits kamera pun terlihat hampir di semua area pelaksanaan upacara pembukaan.

Para tentara ini pun dengan ramah melayani permintaan warga untuk foto bersama. Senyum mengembang dari wajah mereka. Meski terlihat lelah tapi mereka tetap tersenyum. "Ayo sambil senyum ya," kata seorang tentara kepada warga yang mengajak foto bersama.





Tak hanya tentara berpangkat rendah saja yang laris manis bak idola, para perwira pun tak luput dari ajakan untuk foto bersama. Di sebuah restoran yang menjadi tempat pelaksanaan jumpa pers misalnya. Pelayan di restoran ini berebut ingin foto bersama dengan para petinggi angkatan laut ini. Saking banyaknya yang meminta foto bersama, Jessica Warner, Protocol Officer akhirnya memilih menolak ketika diminta foto bersama. "Maaf ya, saya masih ada kegiatan lain," ujar Jessica yang menolak dengan ramah ajakan foto bersama.

Armand, warga Paniki yang datang bersama teman-temannya mengatakan, ini kesempatan langka bisa foto bersama para tentara angkatan laut Amerika. "Biasanya kan hanya lihat dari film saja," kata Armand.

Ia menambahkan, apa yang dilihatnya di film, ternyata sama dengan yang dilihatnya. "Itu seragam yang dipakai mirip dengan yang dipakai di film Battleship," ucapnya

USNS Mercy, Kapal Tengker yang Diubah Jadi Rumah Sakit

United State Naval Hospital Ship (USNS) Mercy tiba di teluk Manado, Kamis (31/5) sekitar pukul 04.00 WITA. Kapal rumah sakit terbesar di dunia datang lebih awal dari yang diperkirakan. Kapal yang mengangkut sekitar 1000 kru ini melakukan perjalana selama seminggu dari Guam. Kapal ini selama dua minggu akan melakukan misi kemanusiaan di Sulawesi Utara.

Di hari pertama kedatangannya, media lokal mendapat kesempatan untuk melakukan tur singkat ke kapal rumah sakit terbesar ini. Tribun Manado satu dari 11 media lokal mendapat kesempatan ikut. Sebelum naik ke kapal rumah sakit, semua yang naik mendapatkan pengarahan dari US Navy tentang prosedur selama di atas kapal.

USNS Mercy
Untuk dapat ke kapal ini bisa menggunakan  dua perahu milik USNS Mercy atau naik helikopter Sky Hawk yang memiliki kapasitas 10 orang penumpang termasuk kru. Biasanya perahu digunakan untuk mengangkut kru yang akan turun ke daratan. Kapal ini akan bekerja selama 12 jam dari 16 jam kerja. sedangkan helikopter untuk mengangkut suplai obat-obatan. Untuk kapal ini, mereka hanya menggunakan dua kapal dari 30 kapal yang dimiliki.

Jika menggunakan helikopter maka penumpang akan turun di helipad yang berada di bagian atas kapal  sedangkan jika menggunakan perahu penumpang akan naik lewat samping kanan kapal ini.Lantai 01 dan 02, yang terletak paling atas digunakan untuk menyimpan obat-obatan, laboratorium, dan sejenisnya.

Pasien yang tidak bisa berjalan, untuk dapat menuju ruang administrasi dibawa melewati lift yang bisa menampung sekitar 20 orang dewasa. Selain lift ada lorong yang bisa menghubungkan mulai dari bagian atas kapal hingga ke bagian bawah kapal. Jika melewati lorong ini semua personil terlihat bergerak cepat. Begitu sampai  di daerah M (main deck) pasien yang akan mengikuti operasi akan dicocokan administrasinya yang ada dalam daftar pasien yang sudah discreening terlebih dahulu di darat. Dekat dengan bagian administrasi ini, ada yang namanya ruang gawat darurat yang memiliki kapasitas 50 tempat tidur. Di ruangan ini juga nantinya bisa dipilah ke bagian mana pasien akan dirawat. Di sini juga terletak 12 ruang operasi. Sayangnya saat kunjungan Tribun Manado, ruang operasi sementara dipersiapkan jelang pelaksanaan operasi yang akan dilakukan selama 12 hari mendatang.

UGD di USNS Mercy
Di bawahnya lagi tersusun lantai 2 hingga 5, yang digunakan sebagai bangsal para pasien. Mercy memiliki 250 tempat tidur, dan bisa ditambah hingga 1.000 jika diperlukan. Di dalam kapal itu ada 20 tempat tidur untuk perawatan pasca-operasi, dan 80 dipan untuk perawatan intensif. Di sana ada poliklinik gigi dengan enam bilik pemeriksaan. Meski tak bisa masuk ke dalam ruangannya langsung, dijelaskan oleh Perwira Humasnya Maria Lohmeyer dinding kamar dari baja dicat putih, krem, atau hijau muda. Tak ada sofa mentereng atau televisi di ruang pasien. "Semua ruang berpenyejuk udara karena tak ada jendela," kata Maria.
 
Maria yang menjadi pemandu tur, menambahkan, semua pasien tinggal di dalam barak berukuran sekitar 200 meter persegi. Di dalamnya terdapat 20 tempat tidur bertingkat dua dipan 1x2 meter dengan kasur lateks berseprai putih. Pada sisi masing-masing dipan ada lampu baca, tangki oksigen, dan sebuah rak kecil dari besi. Untuk kamar rawat anak-anak, kata Maria, dirancang sedemikian rupa hingga menyerupai tempat bermain. "Hal ini dimaksudkan agar anak-anak meski dalam masa penyembuhan bisa menikmati hiburan. Ruang perawatan anak memiliki kapasitas 80 tempat tidur," ujarnya.

Rumah sakit terapung ini juga memiliki pusat terapi fisik, mesin ct scan, ada juga mesin khusus yang dapat menganalisa darah melalui sinar X ray, klinik pengobatan mata, dua mesin yang mampu memproduksi oksigen, serta memiliki bank darah yang dapat menyimpan 5 ribu unit kantong darah beku, serta 500 plasma darah serta bisa mencocokan darah 20 unit per jam. Ada juga ruangan untuk masa pemulihan dan ruangan untuk para keluarga yang menjaga pasien yang akan menjalani operasi.
Ruang MRI
Maria kemudian mengajak rombongan wartawan untuk makan siang. Saat makan siang, semua kru antri untuk masuk dalam satu ruangan. Setiap orang mengambil nampan untuk meletakan peralatan makan seperti piring, mangkuk sup, garpu, sendok, dan pisau. Setelah mengambil peralatan makan, masih juga akan antri untuk mengambil menu. Siang itu menu yang disajikan adalah menu khas Spanyol dan Meksiko. Ada Burrito yang terbuat dari tortilla gandum yang diisi dengan berbagai macam daging seperti daging sapi, ayam atau babi. Daging-daging yang sudah dimasak ini biasanya hanya isi satu-satunya, dan kemudian digulung dengan tortilla tadi. Di Amerika Serikat, isi dari burrito lebih bervariasi, seperti nasi, kacang merah, kubis, tomat, saus salsa, guacamole, keju dan sour cream. "Setiap hari menunya berbeda tergantung jadwal yang sudah dipersiapkan oleh koki," tutur Maria.
Ruang Makan Perwira di USNS Mercy
Ruang makan adalah tempat favorit para marinir melepas lelah. Sebuah ruangan jembar, sekitar 200 meter persegi. Kursi-kursi makan biru disusun mengitari beberapa meja berbentuk persegi panjang. Agak ke sisi kiri terdapat meja besar tempat orang mengambil buah, aneka minuman panas dan dingin. Di depan, sebuah tv flat besar tergantung dan memutar film-film Hollywood. Sebuah kamar untuk mengambil makanan terletak di sisi restoran. Untuk ruang makan perwira, letaknya berbeda dengan ruang makan kru umum. Di ruang makan perwira, sudah tersedia menu yang sama. Kursinya diatur mengikuti meja bundar yang di atasnya sudah di letakkan beberapa jenis saus dan madu. "Selesai makan, semua perwira maupun kru harus membawa sendiri peralatan makannya ke bagian belakang. Di sana sudah ada orang yang siap untuk mencuci piringnya," jelas Maria kepada rombongan wartawan yang sudah selesai makan.

Untuk menghilangkan kebosanan, bisa juga dilakukan aktivitas lainnya seperti bermain pingpong, berbelanja di minimarket, mengirim surat melalui kantor pos.  Jika sedang iseng, para penghuni kapal bisa juga membeli camilan di mesin penjual minuman kaleng dan makanan kecil. Tentu saja mesin itu hanya menerima recehan dolar.

USNS Mercy dahulunya adalah kapal tengker minyak yang kemudian pada 19 Desember 1986 disumbangkan kepada US Navy. Kapal yang semuanya terdiri dari metal ini, kemudian diubah menjadi kapal rumah sakit. USNS Mercy merupakan satu dari dua kapal rumah sakit milik Amerika. Kapal ini memiliki panjang 272 meter, dengan kecepatan 17.5 mil laut. Namun menurut Perwira Humasnya, untuk perjalanan ke Indonesia mereka hanya menggunakan kecepatan 5 knot.

Palkanya dibedah, ditata ulang, dan diisi dengan peralatan medis modern. Di lambung kiri dan kanan diberi ruang yang diisi 35 ribu ton air laut, sebagai penyeimbang kapal. Dengan kelengkapan itu, kapal praktis tidak oleng meski dihantam ombak. Itulah sebabnya, operasi berpresisi tinggi, seperti bedah jantung, bisa dilakukan meski kapal sedang melaju. Untuk mengurangi guncangan, kabin bedah diletakkan di tengah perut kapal. Kapal ini memliki awak yang terdiri dari pelaut sipil (dengan waktu penugasan) sebanyak 65 orang, yang bukan penugasan sebanya 18 orang, kemudian personil angkatan laut, kedokteran, sebanyak 1.215 orang penugasan, dan 58 orang yang tidak penugasan.

Selasa, 05 Juni 2012

Ketika Lingkungan Hanya Sebatas Isu


Isu mengenai masalah lingkungan begitu gencar kita dengar selama ini. Bahkan hingga hari ini, Selasa (5/6) bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup sedunia isu lingkungan menduduki rating pertama yang kerap kali menjadi bahan pembicaraan.

Tahun ini, tema hari lingkungan hidup sedunia sesuai United Nations Environment Programme (UNEP) adalah  "Green Economy: Does it include you?". Kemudian dalam pelaksanaannya di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup global tahun 2012 ini diadaptasi dalam tema Hari Lingkungan Hidup (World Environment Day) tingkat nasional menjadi "Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan".

Tema ini menyoroti dua hal. Pertama ekonomi hijau adalah penting demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah. Kedua, setiap orang baik individu, pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil merupakan komponen penting dalam mewujudkan ekonomi hijau. Tema ini pun erat kaitannya dengan tahun 2012 yang ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Energi Terbarukan untuk Semua.

Menarik memang. Karena setiap tahunnya, isu dan tema dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia beragam dan penuh dengan makna. Namun sayangnya, isu lingkungan ini tidak setenar dengan implementasi di lapangan. Karena hingga saat ini, detik ini, masih saja ada pohon yang tumbang akibat mesin gergaji. Satwa yang mati karena aksi perburuan dan wilayah hutan yang tergusur akibat pertambangan. Lalu apa manfaatnya isu lingkungan tiap hari dihembuskan ?

Masalah isu lingkungan yang begitu "top" juga menjadi tren di tanah Nyiur Melambai. Bahkan masih melekat dalam ingatan "perjuangan" Gubernur Sulut menyatakan penolakan terhadap rencana beroperasinya perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining (MSN) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) karena dianggap mengancam lingkungan. Tapi rupanya itu hanya "slogan" semata, karena beberapa tahun kemudian kedua perusahaan ini begitu leluasa melakukan aktivitas dan tidak ada lagi penolakan yang katanya dulu mengancam lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat.

Kini PT TTN dan MSN seakan tidak terbendung merubah bentangan alam dan memutus lalulintas satwa Minut-Kota Bitung. Bahkan terkesan, oknum-oknum yang dulunya begitu vokal menyatakan penolakan mengatasnamakan lingkungan hanya tutup mata dan "pura-pura" tidak melihat aktivitas pertambangan PT TTN dan MSN.

Lalu bagaimana dengan Kota Bitung yang memegang slogan Hidup Sehat Ramah Lingkungan kemudian diganti menjadi Hidup Sehat Mari Jaga Lingkungan. Sepintas dari slogan saja, kota pelabuhan ini terkesan sangat pro terhadap lingkungan. Tapi sayangnya, persoalan lingkungan di kota segudang prestasi ini tidak jauh beda dengan daerah lain.

Mulai dari masalah pengolahan limbah yang kini belum ditangani dengan serius Pemkot Bitung. Terbukti dari sampah rumah tangga yang rencananya digabungkan dengan limbah pengolahan batu bara dari sejumlah perusahaan industri. Sampah plastik di Selat Lembeh yang tidak kunjung teratasi. Keberadaan hutan yang kian hari semakin susut karena alasan Kota Bitung tidak memiliki polisi hutan atau Polhut untuk melakukan penjagaan.

Padahal dari catatan jumlah keseluruhan hutan yang ada di wilayah Kota Bitung ada 13.401 hektar. Luas hutan ini terdiri atas hutan lindung Klabat 1.471 hektar, hutan lindung Wiau 2.520 hektar dan Lembeh 620 hektar. Sedangkan hutan Cagar Alam Bitung seluar 7.518 hektar yangterdiri dari hutan Tangkoko 3219 hektar, Dua Sudara 4.299 dan hutan wisata alam 1250 hektar yang dibagi atas Batu Angus 635 hektar, Batu Putih 615 hektar dan hutan wisata Danowudu 21,5 hektar.

Lebih memimiriskan, keberadaan hutan Wiau kini terancam dengan aktivitas PT MSN. Dan persoalan ini seakan menambah persoalan lingkungan yang mendera kota yang selalu mengutamakan slogan lingkungan ini. Padahal belum tuntas perubahan bentangan alam di sejumlah wilayah Pulau Lembeh, kini masalah ancaman lingkungan perusahaan pertambangan ada didepan mata dan Pemkot Bitung seakan diam.

Semoga saja di hari lingkungan hidup sedunia ini, Kota Bitung bisa berkaca kepada slogan yang telah diagung-agungkan selama ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, semoga saja lingkungan hanya sebatas isu semata untuk mencari popularitas.....(taken from Mougly's note)

Rabu, 04 April 2012

Happy Birthday Papa

"Tgl 4 April....setahun yg lalu, kau masih mengajak kami untuk berdoa bersama. Kini kuhanya bisa mendoakan agar kau tenang di sana. Selamat Ultah ke-59 Papa....Miss u so much....^^"

Itu yang kutulis di status jejaring sosialku ketika jam menunjukkan pukul 00.00. Ya, hari ini tepatnya tanggal 4 April 2012, untuk pertama kalinya tidak ada perayaan ulang tahun papa. Masih jelas dalam ingatanku kejadian setahun silam. Kala itu, ketika jarum jam menunjukkan pukul 00.15 menit, Papa masih menjemputku di kantor. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Papa hanya mengatakan " Nanti jam 5 Subuh, kitorang berdoa bersama neh untuk Papa pe Ultah. Nda usah pake hadiah, yang penting doa saja ".

Benar saja, tepat ketika jarum jam menunjukan pukul 05.00, kami sekeluarga sudah kumpul. Setelah menyanyikan satu lagu, mama pun memimpin doa untuk papa. Hari itu, papa tak bisa berlama-lama karena harus menunaikan tugasnya. Padahal sudah kubilang Papa tak usah bekerja lagi, karena penghasilanku bisa cukup untuk kelangsungan hidup aku, mama, dan papa. Tapi karena sudah terbiasa kerja, Papa tetap bersikeras meski itu hari ulang tahunnya.

Kini Papa sudah beristirahat dengan tenang, tapi kenangan bersamanya tidak akan pernah terlupakan. Apalagi, di sisa hidupnya Papa selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dan Doaku ketika pagi hari, tepat di jam yang sama...ku panjatkan doa semoga Papa bisa beristirahat dengan tenang di tempat peristirahatan terakhirnya.

Selamat Ultah Papa... kali ini tak ada lagi kue atau makanan cepat saji kesukaanmu yang biasa kubeli ketika pulang kerja...Bahkan...di hari ulang tahunmu, aku gak sempat ziarah ke makammu karena kesibukkan pekerjaanku. Tapi doaku selalu menyertaimu Pa.....

Miss u so much Dad....

Selasa, 28 Februari 2012

Lumentut Mengaku tak Tahu Ada Intervensi DPP


Pekan lalu mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara Diana Maringka mengaku adanya pemaksaan dari DPP serta adanya politik uang untuk memilih  Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulut Vecky Lumentut. Namun hal ini tak diakui oleh Lumentut.

"Biarkan saja dia bernyanyi. Saya tidak tahu soal intervensi yang dimaksud," kata Lumentut di Kantor BPK RI Perwakilan Sulut, Senin (27/2).

Dikatakan Lumentut, dirinya tak mengetahui hal tersebut karena bukan merupakan peserta musyawarah daerah. Menurut Lumentut, dirinya nanti dipanggil oleh pelaksana untuk datang ke lokasi pemilihan setelah dirinya dinyatakan sebagai ketua terpilih. "Iya. Setelah terpilih barulah saya diundang oleh pelaksana untuk masuk di dalam ruang musda," tutur Lumentut.

Wali Kota Manado ini menambahkan, mekanisme pemilihan seperti apa dirinya pun tak tahu. Kata Lumentut, yang dia tahu acara musda tersebut ditutup oleh Wakil Ketua Partai Demokrat Jony Alen. "Saya dipanggil untuk menerima pataka tanda terpilih dalam musda. Sekali lagi saya bukan peserta musda jadi tanya saja sama peserta musda bagaimana mekanismenya," jelas Lumentut.

Vecky Lumentut menerima pataka Partai Demokrat
Diana Maringka mengaku saat pemilihan tersebut, dirinya diminta untuk memilih calon yang sudah diatur oleh DPP. Kata Diana, saat itu posisi bagai buah simalakama, karena SK pengalihan dirinya sudah ada di tangan DPP. "Katanya SK saya sudah ada tinggal mau dialihkan ke sekretaris. Siapa yang berani melawan DPP. Sebagai kader tidak ada yang berani melawan DPP," tandas Diana.


Kamis, 23 Februari 2012

Pak Marthen yang Ajak Saya


Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara mengaku  tak sendiri saat menghadap Komisi Pengawas Partai Demokrat, Selasa malam lalu. Ia mengatakan, saat itu ada juga rekan separtainya dari kabupaten Sangihe, Sitaro, dan Bolmut.

Dihadapan komisi pengawas, Diana mengatakan kalau dirinya tetap mengaku menerima uang dari tim pemenangan Anas Urbaningrum. Begitu juga dengan rekan-rekannya dari DPC Sitaro, dan Bolmut. "Kalau Sangihe memang tidak menerima uang karena mereka timnya Marzukie Alie. Mengenai berapa yang mereka (Bolmut dan Sitaro) terima, kami sudah janji kepada Komisi Pengawasan untuk tidak memberitahukan ke umum," kata Diana melalui telepon, Kamis (23/2) malam.

Diana mengatakan, keberaniannya untuk buka-bukaan mengenai aliran dana saat kongres di Bandung ini, bukan karena ada pihak lain yang memaksanya. Menurut Diana, hal ini dilakukan karena rasa keterpanggilan dari hatinya. "Apalagi Partai Demokrat dalam setiap kesempatan selalu mengatakan bahwa kadernya harus jujur,  berwibawa, cerdas, dan santun" ujar Diana.

Selain itu, kata Diana, apa yang disampaikannya selama ini di media awalnya dari spontanitasnya berkomentar ketika menonton berita di televisi. "Kita nda sadar waktu kita komentari berita rupanya ada wartawan disitu," tuturnya dengan dialek khas Manado.

Menurut Diana, ia tak bisa membohongi dirinya sendiri. Apalagi menurut Diana, sebagai seorang  pelayan khusus di gereja, jika berbohong sama artinya dengan melanggar firman Tuhan. "Jangan sampai hanya karena ingin posisi kita aman, lantas kita berdusta. Itu tidak boleh," ucapnya.

Tak ada pesan khusus yang disampaikan oleh Komisi Pengawasan Partai Demokrat untuk Diana. Menurut Diana, selama  pemeriksaan dirinya hanya ditanyakan mengapa sampai nekat membeberkan apa yang terjadi saat kongres pemilihan ketua DPP Partai Demokrat di Bandung. "Yang pasti menurut mereka (komisi pengawasan) akan follow up mengenai pemeriksaan ini," ujarnya.

Diakui Diana, dirinya makin cinta akan Partai Demokrat. Pemeriksaan yang dijalaninya, membuktikan bahwa dirinya tidak mau ada kebohongan di partai politik pemenang pemilihan umum ini. "Saya tidak akan pindah ke partai lain. Saya lakukan semua ini justru karena saya cinta dengan Partai Demokrat," ucap Diana.

Hanya saja Diana menyayangkan sikap dari Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulut Marthen Manopo yang membantah sudah menerima uang saat kongres tersebut. "Ini pertama kali saya buka loh. Justru waktu saya terima uang 5 ribu USD yang terakhir  saat hari H pemilihan, itu diajak Pak Marthen. Ngana ambe jo Diana ngana pe bagian," kata Diana menirukan percakapannya dengan Marthen Manopo.

Ia mengatakan, ada baiknya jika pihak-pihak yang sudah menerima uang saat kongres tersebut mengakui yang sebenarnya. "Jangan sampai ketika nanti kita menjadi pemimpin daerah, atau menjadi anggota DPR, kita juga melakukan hal yang sama. Mau jadi apa negara kita ini," tandas Diana.

Wuiihhh...Mahalnya Anggaran Ruang Rapat Pemprov

Anggaran belasan miliar disiapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk pengadaan barang dan bangunan di tahun 2012. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Biro Perlengkpan Setdaprov Sulut Roring Rudij,Kamis (23/2).

"Untuk pengadaan tahun anggaran 2012 antara lain pengadaan genset 100 kv, kemudian membangun ruang rapat khusus dengan peredam suara, aula pertemuan di Bumi Beringin, pembangunan pagar di rumah dinas gubernur, " kata Roring.

Roring mengatakan,  ruang rapat khusus ini akan digunakan untuk rapat tertutup. Bahkan, menurut Roring, ruang rapat yang rencananya akan dibangun di lantai tiga  ini akan dilengkapi dengan toilet VIP standar hotel berbintang. "Anggaran tersebut sudah termasuk interior," tuturnya.

Sementara untuk aula pertemuan di Bumi Beringin, dijelaskan Roring, sebagai daerah tujuan MICE, gubernur seringkali mengadakan pesta penyambutan. Selama ini, kata Roring, rumah jabatan gubernur sering tidak mencukupi ketika pelaksanaan pesta penyambutan digelar sehingga mengharuskan adanya pemasangan tenda. "Nantinya jika aula ini sudah dibangun, maka acara seperti welcome dinner akan dilaksanakan di aula ini. Aula ini memiliki kapasitas 400 orang," jelas Roring.

Untuk pembangunan pagar di rumah dinas Bumi Beringin akan dilakukan pada bulan April nanti. "Rencananya pagar yang akan dibuat mirip dengan pagar yang ada di istana Merdeka," ucap Roring.

Dikatakan Roring, untuk semua pengadaa ini akan dilakukan pada caturwulan kedua tahun anggaran ini. Besaran anggarannya, menurut Roring, untuk lift di kantor gubernur dianggarkan sebesar Rp 1,7 miliar, untuk ruangan rapat kedap suara  dianggarkan sebesar Rp 2,265 miliar, untuk pembangunan aula di Bumi Beringin anggarannya sebesar Rp 4,356 miliar,  untuk pengadaan genset anggarannya sebesar Rp 2,250 miliar, dan untuk pagar Rp 1,2 miliar. "Semua anggaran ini masuk dalam APBD 2012 dan harus lewat proses tender ," tandas Roring.

Rabu, 22 Februari 2012

Asyik...Gaji PNS Naik Lagi....

Kabar gembira bagi PNS, anggota TNI, dan anggota POLRI. Pasalnya, berdasarkan PP No.15 tahun 2012 tentang Perubahan Keempat Belas atas PP No.7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS (Lembaran Negara RI No.32), PP No.16 tahun 2012 tentang Perubahan Kedelapan atas PP No.28 tahun 2001 tentang Peraturan Gaji Anggota TNI (Lembaran Negara RI No.33), PP No.17 tahun 2012 tentang Perubahan Kedelapan atas PP No.29 tahun2001 tentang Peraturan Gaji Anggota POLRI (Lembaran Negara RI No.34) , Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan No.SE-12/PB/2012 tanggal 22 Februari 2012 tentang Penyesuaian Gaji Pokok PNS, Anggota TNI dan Anggota POLRI, maka akan ada penyesuaian gaji.

"Pembayaran gaji pokok PNS, Anggota TNI dan Anggota POLRI, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012, besarannya agar disesuaikan dengan Lampiran Peraturan Pemerintah tersebut," kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sulawesi Utara Abdul Gofar SH MPM, Rabu (22/2).

Dikatakannya, pembayaran gaji bulan Maret 2012 sudah menggunakan besaran gaji pokok baru,jika dimungkinkan. Ditambahkannya, apabila gaji bulan Maret 2012 sudah diproses dengan menggunakan gaji pokok lama, maka gaji bulan April 2012 sudah harus menggunakan besaran gaji pokok baru. " Pembayaran kekurangan gaji sebagai akibat penyesuaian besaran gaji pokok dimaksud dibuat dalam daftar tersendiri dan dapat dibayarkan setelah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Gaji Induk dengan besaran gaji pokok baru diterbitkan," jelasnya.

Abdul Gofar menambahkan,  dalam hal  Gaji Induk bulan Maret 2012 telah menggunakan besaran gaji pokok yang baru, pembayaran kekurangan gaji tersebut diupayakan dapat diselesaikan paling lambat pada bulan Maret 2012. Menurutnya, apabila Gaji Induk bulan April baru menggunakan besaran gaji pokok yang baru, maka pembayaran kekurangan gaji harus diselesaikan paling lambat pada bulan April 2012. "Pembayaran gaji pokok PNS Daerah, menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam pembayaran gaji pokok baru untuk PNS,Anggota TNI dan Anggota POLRI tersebut diatas," tandasnya.

Dalam lampiran PP No. 15/2012 disebutkan, gaji pokok terendah untuk PNS Golongan III a dengan masa kerja 0 tahun adalah Rp 2.046.100 (sebelumnya Rp 1.902.300) dan tertinggi IIId dengan masa kerja 32 tahun adalah Rp 3.742.300 (sebelumnya Rp 3.332.000). Sedang untuk golongan IVa masa kerja 0 tahun adalah Rp 2.436.100 (sebelumnya Rp 2.245.000), sedang tertinggi untuk golongan IVe masa kerja 32 tahun adalah Rp 4.608.700 (sebelumnya Rp 4.100.000).

Untuk prajurit dua TNI atau bhayangkara Polri dengan masa kerja 0 tahun sesuai PP No. 16/2012 dan PP No. 17/2012 gaji pokoknya) adalah Rp 1.325.000 (sebelumnya Rp 1.230.000), sedang prajurit TNI dengan pangkat kopral kepala atau prajurit Polri dengan pangkat ajun brigadir polisi dengan masa kerja 32 tahun menerima gaji pokok sebesar Rp 2.365.600 (sebelumnya Rp 2.134.600).

Adapun perwira pertama TNI dengan pangkat letnan dua atau inspektur polisi dua masa kerja 0 tahun menerima gaji pokok Rp 2.198.400 (sebelumnya Rp 2.032.100), sementara perwira TNI dengan pangkat kapten atau ajun komisaris polisi dengan masa kerja 32 tahun memperoleh gaji pokok Rp 3.803.100 (sebelumnya Rp 3.385.000). Untuk perwira tinggi TNI dengan pangkat Brigjen, Laksamana Pertama atau Marsekal Pertama dan Polri dengan pangkat Brigjen dengan masa kerja 0 tahun menerima gaji pokok Rp 2.644.400, sementara perwira tinggi TNI dengan pangkat Laksama, Jendral dan Marsekal atau dengan Polri dengan pangkat Jendral dengan masa kerja 32 tahun memperoleh gaji pokok Rp 4.717.500 (sebelumnya Rp 4.072.000).

Berita kenaikan gaji ini langsung disyukuri oleh Helty Dipan. Guru di sebuah SMP Negeri di Minut ini mengatakan, memang sudah pernah mendengar adanya berita kenaikan gaji ini, tapi belum tahu kapan realisasinya. "Puji Tuhan. Meski cuma naik sedikit yang penting naik, daripada tidak sama sekali," katanya.

Mario Wuisan, seorang PNS di DPRD Sulut mengatakan bersyukur atas kenaikan gaji ini.. Dikatakannya, setiap rupiah yang bertambah tentunya sangat berharga di zaman sekarang ini. "Karena biasanya, ketika gaji pegawai naik, maka harga-harga di pasaran juga ikutan naik," ujar Mario.

Jika dikaitkan dengan etos kerja, menurut Mario hal ini dikembalikan ke pribadi masing-masing PNS. Menurutnya, jika pola pikir PNS menganggap PNS adalah Pekerja Nan Santai, tentu sama sekali tidak berpengaruh. Tapi kata dia, bagi PNS yang memang memiliki karakter bekerja, kenaikan gaji ini adalah pengoptimalan potensi diri untuk mencapai tujuan perusahaan dalam hal ini instansi pemerintah. Kenaikan gaji menjadi semacam stimulator untuk lebih meningkatkan kapabilitas diri agar kinerja yang dihasilkan semakin berkualitas dan profesional," tuturnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Piet Pusung. Pria yang tercatatat sebagai PNS di Kementerian Dalam Negeri ini mengatakan, kenaikan gaji ini tentunya harus diiringi dengan peningkatan performa kerja PNS. "Apalagi dengan adanya moratorium PNS Tahun lalu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan reformasi birokrasi yaitu dengan menumbuhkan PNS yang berada dalam lingkungan kerja yang kompetitif," ucap Piet.

Ditambahkan pria yang juga merupakan Direktur Manajemen Stratejik Intelektual Muda Sulut ini, tidak dapat dipungkiri bahwa indikator kualitas performa kerja PNS disamping  mentalitas pribadi, faktor kesejahteraan juga memegang peranan penting. "Semoga kenaikan gaji tidak menjadikan alasan untuk malas-malasan tapi justru menjadi alasan untuk semakin produktif," tandas Piet.

Aduh...Pak Sekprov kok Bisa Keliru Sebutkan Nama

Setelah menyebutkan tiga nama calon sekretaris Kota Manado pada pekan lalu yakni Haefrey Sendoh, Arnold Kewas, dan Harold Monareh, Sekretaris Provinsi Sulut Ir Siswa Rachmat Mokodongan meralat ucapannya mengenai tiga nama tersebut.

"Soal tiga nama yang sudah saya sebutkan waktu lalu, saya keliru. Tiga calon yang benar adalah Arnold Kewas, Haefrey Sendoh, dan Henny Giroth," ujar Mokodongan, Rabu (22/2).

Tak hanya keliru dalam menyebutkan nama tiga calon tersebut, pekan lalu Mokodongan mengatakan akan melaksanakan uji kepatutan dan kelayakan pada pekan ini. Namun saat dikonfirmasi lagi mengenai pelaksanaan uji ini, Mokodongan menyarankan agar mengkonfirmasikan hal tersebut dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulut. "Coba tanya ke BKD, ke pak Roy Tumiwa,” ujarnya.

Pernyataan Mokdoongan mendapat tanggapan dari pengamat pemerintah dan politik Sulut Taufik Tumbelaka. Menurut Tumbelaka, ini menjadi pelajaran bagi pejabat selevel sekretaris provinsi agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. "Ini masalah penting. Apalagi persoalan Sekkot Manado sudah menjadi masalah penting dan sensitif," kata Tumbelaka.

Kata Tumbelaka, jangan sampai kejadian seperti ini terjadi berulang. Karena, kata dia, jika sampai terjadi terus menerus seperti ini, bisa menurunkan wibawa dari pemerintah provinsi.  Ada baiknya mungkin ke Pak sekprov lebih berhati-hari mengeluarkan pernyataan. Karena ini mewakili pemerintah provinsi. Dan diharapkan ini tidak terulang lagi. Namun saya rasa ini merupakan kesalahan yang manusiawi," tandas Tumbelaka

Wakil Rakyat dan Barang Mewahnya

Tahu lagunya Iwan Fals yang Wakil Rakyat (mungkin bukan itu judulnya)? Satu di antara liriknya adalah "Wakil Rakyat seharusnya merakyat"......Kalau dengar lagu itu emang sedikit menggilitik. Apalagi melihat wakil rakyat kita yang duduk di kursi DPRD. Apakah mereka merakyat? I don't think so.

Saya tidak akan membahasa soal kinerja mereka...tapi kali ini tergelitik untuk menulis mengenai penampilan mereka , but i'm not a fashion police loh...hehehehehehehe....Sudah dua kali saya mendapat pos liputan di DPRD Sulut. Jujur agak malas datang ke kantor yang sering disebut gedung cengkih oleh warga bumi nyiur ini. Hal ini dikarenakan, ketidakpastian jam kerja dari para wakil rakyat yang terhormat, tapi sudahlah...

Balik lagi soal tampilan para wakil rakyat ini. Mengapa saya mengatakan mereka tidak merakyat? Barang-barang yang mereka gunakan mulai dari mobil, sepatu, tas, telepon genggam, kacamata, semuanya merupakan barang bermerek. Kita tahu bersama kalau  barang-barang bermerek apalagi merek terkenal, harganya pasti tidak murah.Misalnya untuk membeli satu kacamata merek O***y (gak boleh sebut jelas mereknya :p) bisa menanggung makan selama seminggu untuk beberapa keluarga.

Suatu ketika, saat sedang liputan rapat paripurna, saya berdiri di depan pintu masuk. Satu per satu para wakil rakyat ini masuk ke ruang rapat. Bak selebriti yang lagi berjalan di karpet merah, gaya mereka juga tak kalah kerennya. Gak anggota dewan perempuan atau laki-laki gayanya top markotop deh. Kalau yang perempuan, sepengamatan saya, ajang rapat paripurna seperti menjadi ajang pamer gaya atau fashion. 


Bayangkan saja, ada anggota dewan yang perempuan datang dengan sepatu hak tinggi sekitar 15 centimeter. Bukan sembarang merek, sepatu sang anggota dewan ini merupakan sepatu yang mereknya sama dengan yang digunakan Syahrini. Itu loh sepatu yang terkenal dengan "sol merahn"nya itu. 

Tak hanya sepatu, tas yang digunakan para wanita wakil rakyat ini juga merupakan merek terkenal. Tas dengan logo H di bagian depannya, itu selalu menjadi jinjingan mereka saat memasuki kantor DPRD ini.

Sempat satu kali, timbul pertanyaan di pikiranku "Apa semua anggota dewan yang perempuan harus menggunakan barang bermerek?" Hahahahahahaha bukannya sirik, tapi ini sungguh ironi. Masih banyak masyarakat di luar sana yang putus sekolah, masih ada bayi-bayi yang menderita gizi buruk, bahkan masih ada masyrakat yang harus meninggal karena tak sanggup membeli obat untuk menyembukan sakitnya.

Ah....jadi bingung............hahahahahahaha

Selasa, 31 Januari 2012

My January....

Tak terasa sudah di penghujung bulan pertama di tahun 2012....Waktu terasa begitu cepat berlalu, begitu banyak hal yang terjadi di selang 31 hari pertama di tahun ini.

Awal tahun diawali dengan banyaknya kerjaan karena adanya event internasional Asean Tourism Forum. Seluruh konsentrasi tercurah di acara pertemuan menteri-menteri pariwisata se ASEAN. Makan saja terasa susah karena padatnya kegiatan. Lantaran event ini pula, harus melewatkan moment sakral saat keponakanku menerima Sakramen Baptisan...menyesal sudah pasti, tapi inilah pekerjaan yang aku pilih....Tapi syukurlah event ini sukses...

Januari berakhir, tanpa terasa sudah sembilan bulan melewatkan hari tanpa Papa...Meski masih terasa berat, tapi sudah mulai terbiasa tanpa ada Papa. Misalnya saja, kalau pulang liputan tengah malam, terpaksa harus pulang menggunakan taksi atau memilih tidur di kantor. Begitu juga kalau liputan pagi-pagi, harus berangkat lebih awal karena tak ada lagi yang mengantarkan....Tapi terkadang rasa kangen Papa masih saja menghampiri. Kalau sudah begitu air mata pun tak mampu dibendung lagi......

Januari ini, harus kehilangan adik pemuda Garry Tatemba. Yah Garry pergi menghadap Tuhan. Ini memang yang terbaik untuk Garry..... Rest in Peace dear friend....

Di bulan ini juga, ketika harus melawan hati nurani saat melihat orang nomor satu merayakan ulang tahun dengan menghabiskan dana ratusan juta bahkan mungkin menyentuh angka miliaran. Padahal masih ada masyarakat miskin yang entah di hari itu mereka mendapatkan makan atau memiliki tempat untuk menyandarkan kepala mereka saat tidur....

Yah....My January yang penuh dinamika....Terima Kasih Tuhan penyertaanMu selama 31 hari ini..